Hari ini hampir tak ada warga yang mendapatkan breaking
news dari suratkabar. Mereka mendapatkannya dari televisi, radio, SMS, telepon atau internet. Tantangan baru muncul: bagaimana suratkabar bertahan bila mereka tak bisa mengandalkan kecepatan?
Tantangan ini di
New York
dijawab
Tom
Wolfe pada 1973. Wolfe mengenalkan sebuah genre baru saat itu:
New Journalism. Ia mengawinkan disiplin keras dalam jurnalisme dengan daya
pikat sastra. Ibarat novel tapi faktual. Genre ini mensyaratkan liputan dalam,
namun memikat. Genre ini kemudian dikenal dengan nama
narative reporting atau
literary journalism. Menurut Nieman Reports, sejak 1980an, suratkabar-suratkab
ar di Amerika banyak memakai elemennya ketika kecepatan televisi memaksa tampil
dengan laporan mendalam.
Di
Jakarta,
genre ini diperkenalkan lewat sebuah kursus pada Juli 2001. Mula-mula
hanya dua kali namun permintaan tetap datang. Angkatan-angkatan baru pun dibuat
setiap satu semester. Peserta datang dari berbagai
kota,
dari
Banda
Aceh hingga Jayapura, dari
Pontianak
hingga
Kuching,
dari Ende hingga Kupang (Angkatan XIII diadakan di
Banda Aceh).
Alumninya, kini mulai bermunculan.
Ada
yang menulis buku.
Ada
yang jadi pemimpin redaksi.
Ada
yang sekolah lanjut.
Kursus ini dibuat dua minggu, berseling satu hari sesi di kelas, satu hari
tugas membaca dan menulis di rumah. Peserta adalah orang yang biasa menulis
untuk media. Setidaknya berpengalaman sekitar
lima tahun.
Peserta maksimal 16 orang agar pengampu punya perhatian memadai buat semua
peserta. Calon peserta diharapkan mengirim biodata dan contoh tulisan agar
pengampu mengetahui kemampuan dasar peserta lebih awal.
Biaya pendaftaran Rp 3 juta. Biaya tersebut sudah termasuk buku dan materi
kursus non buku sekitar 200 halaman serta
coffe break dan makan siang.
Pilihan menu makan siang cukup mengundang pujian! Kali ini akan dicoba masakan
Thailand:
thom yam gong, pad thai dan lainnya. Namun juga bakal coba makanan Itali:
spaghetti carbonara, ravioli isi ikan, pasta plus terung bakar dalam lasagna.
Menu nasi bungkus pisang ala Sunda, tak ketinggalan. Juga sayur asem, ikan
asin, empal manis ala Jawa.
Biaya pendaftaran ditransfer ke rekening Yayasan Pantau, Bank Mandiri Cabang
Kebayoran Lama, dengan nomor rekening 128.000.4350192.
INSTRUKTUR
Janet Steele -- Profesor dari
George Washington University, spesialisasi
sejarah media, mengajar
mata kuliah narrative journalism. Menulis
buku
The Sun Shines for All: Journalism and Ideology in the Life of Charles
A. Dana dan
Wars Within: The Story of Tempo,
an Independent
Magazine in Soeharto’s Indonesia, yang dialihbahasakan oleh
Arif Zulkifli dan diterbitkan oleh P.T. Dian Rakyat tahun 2007. Juga
menulis tentang jurnalisme di Timor Leste dan
Malaysia.
Andreas Harsono -- Wartawan
feature service Pantau, anggota
International
Consortium of Investigative Journalists, mendapatkan Nieman Fellowship di
Universitas
Harvard. Menyunting buku Jurnalisme Sastrawi:
Antologi Liputan Mendalam dan Memikat. Kini menyelesaikan buku
From Sabang
to Merauke: Debunking the Myth of Indonesian Nationalism, membahas hubungan
media dengan kekerasan etnik, agama dan nasionalisme di
Indonesia dan
Timor Lorosae.
Guest speaker-- Goenawan Mohamad, seorang penyair, redaktur pendiri
majalah Tempo, Ketua Institut Studi Arus Informasi dan pendiri Teater Utan
kayu. Sejak akhir tahun 1970-an. Setiap minggu menulis kolom “Catatan Pinggir”
majalah Tempo.
SILABUS
MINGGU PERTAMA oleh Andreas Harsono
Senin, 16 Juni 2008 pukul 10:00-12:00 -- Pembukaan: perkenalan,
membicarakan silabus dan membagi tugas. Diskusi tentang jurnalisme. Pedomannya,
The Elements of Journalism karya Bill Kovach dan Tom Rosenstiel.
Bacaan: Buku Sembilan Elemen Jurnalisme terjemahan karya Kovach dan Rosenstiel
disediakan dalam paket.
Ada
resensinya oleh Andreas Harsono. “Media Bias in Covering the Tsunami in Aceh”
karya Andreas Harsono.
Senin, 16 Juni 2008 pukul 13:00-15:00 -- Diskusi soal jurnalisme
sastrawi, membedakan mana yang fakta dan mana yang fiksi, tujuh pertimbangan
dalam genre ini.
Bacaan: “Kegusaran
Tom Wolfe” oleh Septiawan Santana Kurnia;
“Ibarat Kawan Lama Datang Bercerita” oleh Andreas Harsono dalam buku Jurnalisme
Sastrawi; laporan-laporan dalam
Nieman Narrative Journalism Conference.Tugas untuk hari Rabu: Perhatikan sesuatu di lingkungan Anda. Bikin deskripsi
dengan padat. Manfaatkan penciuman, pendengaran, warna, gerakan, kasar-halus,
kontras (lucu, aneh, menarik) dan sebagainya. Hindarkan klise macam “nyiur
melambai” atau “angin sepoi-sepoi.” Bikin deskripsi yang akan merampas
perhatian pembaca! Maksimal satu halaman. Bacalah
“Reporting in the key to
good journalism” oleh Steven A. Holmes;
“Tyson’s Corner” oleh
David
Remnick.
Rabu, 18 Juni 2008 pukul 10:00-12:00 -- Diskusi lanjutan soal jurnalisme
dan masalahnya dengan nasionalisme- agama-etnik- ideologi- gender.
Contoh-contoh dari
Indonesia.
Membaca tugas deskripsi dari hari Senin.
Bacaan tambahan:
“The Ethnic Origins of Religious Conflict in North Maluku
Province, 1999-2000” oleh Chris Wilson;
“Indonesia’s
Unknown War and the Lineages of Violence in West Kalimantan” oleh Jamie S.
Davidson dan Douglas Kammen;
“Fire Without Smoke and other phantoms of Ambon's violence” oleh Patricia Spyer.
Rabu, 18 Juni 2008 pukul 13:00-15:00 -- Diskusi struktur narasi dengan
contoh “
Hiroshima”
karya John Hersey.
Bacaan: “
Hiroshima” oleh John Hersey;
“Menyusuri Jejak John ‘
Hiroshima’
Hersey” oleh Bimo Nugroho.
Tugas untuk hari Jumat: Carilah seseorang yang menarik serta wawancarailah dia.
Gunakan wawancara itu guna membuat deskripsi dan dialog. Pilih kalimat-kalimat
yang bernas, memikat, indah, kuat serta menyentak. Maksimal satu halaman.
Pikirkan dampak dari setiap kalimat dalam mengikat emosi pembaca.
Jumat, 20 Juni 2008 pukul 10:00-12:00 -- Satu isu namun muncul dalam
empat pendekatan. Isunya Aceh. Munculnya, empat naskah, empat
gaya, empat struktur. Juga akan mendiskusikan
pekerjaan rumah.
Bacaan: “Orang-orang di Tiro” karya Linda Christanty; “Kejarlah Daku Kau
Kusekolahkan” karya Alfian Hamzah; “Republik Indonesia Kilometer Nol” karya
Andreas Harsono; “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft” karya Chik Rini.
Jumat, 20 Juni 2008 pukul 13:00-15:00 -- Diskusi tentang sumber anonim
dan teknik interview. Juga menonton film “Untuk Kaum Muda” karya Erfan Agus
Setiawan tentang majalah Aktuil. Remy Sylado ikut jadi wartawan Aktuil.
Bacaan: “Tujuh Kriteria Sumber Anonim;”
“Ten Tips for Better Interviews;”
“Interviewing Sources” oleh Isabel Wilkerson.
MINGGU KEDUA oleh Janet Steele
Senin, 23 Juni 2008 pukul 10:00-12:00 -- Diskusi sekali lagi tentang
kemungkinan jurnalisme sastrawi untuk keperluan suratkabar, lebih praktis,
serta sejarah dan perbedaan antara
“new,” “literary” dan “narrative”
journalism.
Bacaan:
“The Girl of the Year” oleh
Tom Wolfe;
“Dua
Jam Bersama Hasan Tiro” oleh Arif Zulkifli;
“A Boy Who Was Like a
Flower” oleh Anthony Shadid,
“For Now, Indonesian Fishermen Are Forced
to Abandon the Sea Officials Must Move Quickly to Revive Industry, Advocates
Say” oleh Ellen Nakashima,
“Soldiers Face Neglect, Frustration At Army’s
Top Medical Facility” oleh
Dana Priest dan Anne Hull,
“Violence
Change Fortunes Of Storied Baghdad Street” oleh Sudarsan Raghavan.
Selasa, 24 Juni 2008 pukul 13:00-15:00 -- Diskusi lanjutan tentang
definisi jurnalisme sastrawi, dari
Tom Wolfe hingga
Mark Kramer, dan pengaruhnya pada perkembangan suratkabar mainstream di Amerika
Serikat.
Tugas untuk hari Rabu: Menulis tentang sebuah peristiwa yang
disaksikan. Mulai dengan adegan, tanpa “penjelasan.” berdasarkan karya
Tom Wolfe
“The Girl of the Year.” Topiknya bisa apa saja tapi yang bisa memikat
pembaca untuk membaca narasi itu. Mohon tak membuat lebih panjang dari dua
halaman, dua spasi agar semua peserta bisa mendapat bagian membacakan
karyanya.
Rabu, 25 Juni 2008 pukul 10:00-12:00 -- Diskusi tentang pekerjaan rumah.
Bacaan: “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft” oleh Chik Rini; sebagian dari
buku
“In Cold Blood” karya
Truman
Capote dan kliping dari harian
The New York Times
pada 1959 “Wealthy Family, 3 of Family Slain.”
Rabu, 25 Juni 2008 pukul 13:00-15:00 -- Diskusi tentang immersion
reporting berdasarkan karya Truman Capote “In Cold Blood” serta
membandingkannya dengan “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft.”
Tugas untuk hari Jumat: Tulislah sebuah narasi dengan gaya orang pertama
(“saya” atau “aku” atau “abdi” atau “gua” atau lainnya) untuk menggambarkan
sebuah adegan. Gunakan model “
Buru, Menziarahi
Negeri penghabisan” oleh Amarzan Loebis, dimana Amarzan memasukkan dirinya dalam
laporannya. Bahan ini akan dibacakan di depan kelas. Panjang maksimal dua
halaman, dua spasi.
Jumat, 27 Juni 2008 pukul 10:00-12:00 -- Diskusi tentang pekerjaan rumah
yang dibuat berdasarkan “
Buru, Menziarahi
Negeri penghabisan” serta persoalan kata “saya.”
Bacaan: “Tikungan Terakhir” (laporan kematian wartawan Rudi Singgih) oleh Agus
Sopian;
“It’s an Honor” oleh Jimmy Breslin, “Buru, Menziarahi Negeri
penghabisan” oleh Amarzan Loebis.
Jumat, 27 Juni 2008 pukul 13:00-15:00 -- Diskusi tentang persoalan
struktur narasi, dan bagaimana memanfaatkan narasi dalam berita hangat
(breaking news) dengan contoh “Tikungan Terakhir” oleh Agus Sopian dan “It’s an
Honor” oleh Jimmy Breslin. Penutupan serta tanya jawab dan penyerahan
sertifikat.
Pendaftaran hubungi:
Siti Nurrofiqoh
Pantau
Jalan Raya Kebayoran Lama Nomor 18 CD,
Jakarta 12220
Phone. 021 – 7221031 Fax. 021 – 7221055
Cell. 0813 82 460 455 Email.
siti_pantau@yahoo.com
www.pantau.or. id