SEBUAH kantor koran kecil bernama
Banggai Pos dirusak massa. Banggai Pos terbit di Luwuk, Kabupaten Banggai,
Sulawesi Tengah, kota kecil 600 kilometer dari Palu. Pada Jumat, 2 Maret 2001,
puluhan orang mendatangi kantor koran itu. Mereka merangsek masuk, merampas
peralatan cetak seperti alat repro platemaker dan alat pemotong kertas.
Alat-alat itu diangkut ke sebuah truk. Sebagian alat cetak yang tertinggal,
dirusak.
Para wartawan dan karyawan
Banggai Pos tak mampu mencegah amukan massa. Jumlah mereka terlalu banyak.
Massa yang datang hendak menagih utang. Suratkabar ini dituduh menunggak utang
pada Andy Pramudya pemilik Toko New Sumber Mas, Surabaya, Jawa Timur. Pimpinan
massa membawa surat kuasa penagihan dari toko itu. Banggai Pos memang berutang
sebesar Rp 20 juta, kekurangan pembayaran pembelian mesin cetak.
Alasan ini membuat heran Mohamad
Nur Abd. Wahid, pemimpin redaksi Banggai Pos. Ia yakin, bukan di situ letak masalahnya.
Sehari sebelum penyerangan,
seorang pria bernama Sulaiman, mengancam Iskandar Djiada, wakil pemimpin
redaksi. Pria itu meminta Banggai Pos menghentikan berita tentang suksesi
bupati Banggai. Djiada dipaksa meminta maaf kepada Zulkifli Mang, adik Sudarto,
Bupati Banggai.
Wahid yakin, perkara ini
menyangkut berita pemilihan bupati. Banggai Pos, seperti pengakuan Wahid,
rupanya menunjukkan keberpihakan pada bupati putra daerah. Kolonel Sudarto,
seorang perwira Angkatan Darat dari Tentara Nasional Indonesia, yang kini
menjabat Bupati Banggai bukan asli Banggai. Ia lalu mencalonkan diri lagi jadi
bupati untuk periode berikutnya.
Di Luwuk, suratkabar tak hanya Banggai Pos. Ada enam penerbitan lainnya. Tapi, semuanya mendukung Sudarto. “Sejak 30 tahun terakhir Banggai selalu dipimpin pupati dari luar daerah. Padahal putra daerah mampu menduduki jabatan itu,” ujar Wahid.
Berita-berita Banggai Pos, memang
menunjukkan keberpihakan itu. Berita-bertta yang muncul antara Januari hingga
Februari 2001, antara lain berjudul: Almarhum Adrian Mang Inginkan Bupati
Banggai Anak Daerah, Sudarto Diduga Bekingi Aksi Corat-coret, Menanti Lahirnya
Putra Daerah, dan 19 Kasus Bakal Jegal LPJ Sudarto. Berita-berita itu dimuat di
halaman 12 suratkabar tersebut. Halaman ini memang disediakan khusus untuk isu
pemilihan bupati.
Penyerangan itu membuat Banggai
Pos memilih memindahkan kantor redaksi ke kantor lembaga bantuan hukum
setempat. Nomor telepon Banggai Pos sudah dihapus dari catatan kantor telepon
Luwuk. Kantor perusahaan pindah ke Palu, ibukota Sulawesi Tengah. Kasus ini
sedang ditangani Polisi Daerah Sulawesi Tengah.